POKER ONLINE

POKER ONLINE

Tentang Permusuhan Iran dan Arab Saudi.

 
 SUMBER BERITA - Arab Saudi memutus hubungan dengan Iran di tengah pertikaian hukuman mati terhadap ulama Syiah terkemuka Arab Saudi, Sheikh Nimr al-Nimr. Kedua kekuatan berada pada posisi yang berseberangan dalam sejumlah konflik kawasan. Tetapi mengapa mereka bersaingan?
Iran mengatakan Arab Saudi akan menghadapi " pembalasan Ilahi
terkait eksekusi, dan Kedutaan Besar Saudi di Teheran diserang pengunjuk rasa yang marah pada hari Minggu malam.Perang kata-kata antara dua seteru lama Timur Tengah, Arab Saudi dan Iran kembali  mengemuka. Diawali oleh  Pangeran Mohammed bin Salman yang menyebut Pemimpin Tertinggi Iran sebagai ‘Hitler baru di Timur Tengah’. Kini giliran Taheran  yang membalas pernyataan tersebut dengan ungkapan bahwa sang putra mahkota adalah sosok yang "Tidak Dewasa".
 
Melalui Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan,   Mohammed bin Salman harus 'merenungkan masalah nasib' para diktator di Timur Tengah. "Saya sangat menganjurkan agar dia memikirkan dan merenungkan terkait nasib para diktator terkenal di Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir. 
Apalagi saat ini ia sedang meniru kebijakan dan perilaku para diktator tersebut. Menjadikan mereka sebagai panutan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qasemi. Qasemi menuding, Mohammed bin Salman tengah mengikuti langkah para diktator. Kata-katanya itu diduga berkaitan dengan langkah Arab Saudi melakukan penangkapan besar-besaran dalam kasus korupsi.
Ada sekitar 200 orang yang diciduk, termasuk 11 pangeran, dan sejumlah elite Saudi yang selama ini bergelimang harta. Harta senilai US$ 100 miliar juga ikut disita sebagai barang bukti.
Sebelumnya, Mohammed bin Salman mengeluarkan kata-kata keras terhadap Pemimpin Tertinggi Iran. Ia menyebut, Ayatollah Ali Khamenei sebagai "Hitler baru di Timur Tengah", dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan New York Times.

Mohammed bin Salman, yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Arab Saudi menyebut, ekspansi Iran di bawah kepemimpinan Ayatollah Ali Khamenei sebagai sesuatu yang harus dikonfrontasi.

"Kita tidak ingin Hitler baru di Iran mengulangi apa yang pernah terjadi di Eropa, ke Timur Tengah," kata dia, seperti dikutip dari Al Arabiya.
Sang pewaris takhta Kerajaan Arab Saudi itu menambahkan, perang di Yaman akan menguntungkan pihaknya. Mohammed bin Salman mengklaim, militer negaranya dan sekutu telah mengendalikan 85 persen wilayah Yaman.

Kemungkinan faktor paling signifikan di balik persaingan adalah bahwa masing-masing negara memandang dirinya sebagai pemangku agama Islam dalam versi yang berbeda.Muslim terpisah dalam dua kelompok utama, Sunni dan Syiah. Perpecahan berasal dari pertikaian yang terjadi tidak lama setelah meninggalnya Nabi Muhammad tentang siapa yang seharusnya memimpin umat Muslim.
 
Saudi adalah negara dimana terdapat dua tempat paling suci Islam, Mekkah dan Madinah, sehingga menyatakan diri sebagai 'pemimpin Sunni dunia'.
Iran memiliki penduduk Syiah terbesar dunia dan sejak revolusi Iran pada tahun 1979 menjadi 'pemimpin dunia Syiah'.



Musuh Lama

Arab Saudi yang berhaluan Sunni dan Iran yang Syiah sejak lama menempatkan diri dalam kubu yang bertentangan pada banyak konflik di Timur Tengah.
Ketegangan kian meningkat bulan ini ketika Perdana Menteri Lebanon, yang adalah sekutu Saudi, mengundurkan diri dan mengumumkan keputusannya itu lewat siaran televisi dari Riyadh.

Ia menyebut, pengaruh Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon, serta risiko terhadap nyawanya, menjadi alasan dirinya mundur. Di sisi lain, Hizbullah membantah tuduhan yang dialamatkan ke pihaknya. Belakangan, Hariri memutuskan menunda lengser.
Sementara itu, Arab Saudi telah melancarkan ribuan serangan udara, dalam perang di Yaman, untuk mengalahkan kubu Houthi yang bersekutu dengan Iran yang menguasai bagian luas wilayah teritorial Yaman.

Putra Mahkota mengklaim, perang tersebut akan menguntungkan pihaknya. Namun, faktanya cengkeraman kubu Houthi masih kuat. Sekitar 10.000 orang tewas dalam konflik di Yaman. Rakyat negara itu terancam krisis kelaparan.
Houthi sempat meluncurkan serangan balasan, dengan mengirimkan rudal balistik ke bandara Riyadh pada 4 November 2017. Kala itu, Arab Saudi menuding langkah tersebut sebagai genderang perang oleh Teheran.
Kemungkinan faktor paling signifikan di balik persaingan adalah bahwa masing-masing negara memandang dirinya sebagai pemangku agama Islam dalam versi yang berbeda.Muslim terpisah dalam dua kelompok utama, Sunni dan Syiah. Perpecahan berasal dari pertikaian yang terjadi tidak lama setelah meninggalnya Nabi Muhammad tentang siapa yang seharusnya memimpin umat Muslim.
Saudi adalah negara dimana terdapat dua tempat paling suci Islam, Mekkah dan Madinah, sehingga menyatakan diri sebagai 'pemimpin Sunni dunia'. Iran memiliki penduduk Syiah terbesar dunia dan sejak revolusi Iran pada tahun 1979 menjadi 'pemimpin dunia Syiah'.
Geopolitik 
Keduanya bersaing untuk mempengaruhi negara-negara tetangganya dan juga terdapat kecurigaan tentang pengaruh Iran terhadap kelompok minoritas Syiah di Arab Saudi, di samping masyarakat Syiah di Bahrain, Irak, Suriah dan Lebanon.Program nuklir Iran dan kemungkinan bahwa negara itu pada suatu hari akan memiliki senjata nuklir juga membuat khawatir tetangganya, terutama Arab Saudi.
Ideologi politik 
Arab Saudi dikuasai seorang raja dan bentuk pemerintahannya adalah Islam konservatif.Iran memiliki bentuk Islam yang lebih revolusioner dan pemimpin revolusi tahun 1979 – Ayatollah Khomeini – memandang monarki tidak sesuai dengan Islam. 

Agenda berhaluan Islam Syiah radikal diluncurkan pada revolusi 1979 dipandang sebagai suatu penentangan terhadap rezim konservatif Sunni, terutama di kawasan Teluk, dan terdapat kecurigaan mendalam di dunia Arab terkait usaha Iran untuk mengekspor revolusinya ke negara-negara tetangga.
Iran sangat mendukung usaha Palestina menentang Israel dan menuduh negara-negara seperti Arab Saudi tidak memperhatikan nasib warga Palestina dan mewakili kepentingan pihak Barat.
Secara historis, Arab Saudi memiliki hubungan dekat dengan Barat yang memasok miliaran dolar persenjataan.Sejak tahun 1979, hubungan Iran dengan Barat sangat menegang dan Barat menerapkan sanksi ekonomi selama bertahun-tahun terhadap Iran terkait apa yang dipandang sebagai usaha Teheran untuk memiliki senjata nuklir.

Tentang Permusuhan Iran dan Arab Saudi.  Tentang Permusuhan Iran dan Arab Saudi. Reviewed by Unknown on March 24, 2018 Rating: 5

1 comment:

  1. Ayo asah skill poker Anda dengan bermain melawan pemain-pemain profesional dari seluruh dunia dan raih keuntungan lebih di saat bersamaan dengan bermain Poker Online Di JAGODOMINO.

    Info lebih lanjut silahkan hubungi CS 24/7 melalui :
    * LIVECHAT Jago188(dot)net
    * PIN BBM : 2AF6F43D
    * WA : +855717086677
    * LINE : Jagodomino

    Salam Sukses Jagodomino

    ReplyDelete

MGM POKER

POKER ONLINE
Powered by Blogger.